Mengatasi Tantangan Psikologis dan Sosial di Lingkungan Perguruan Tinggi : PKKMB Universitas Lampung Day 1

Mengatasi Tantangan Psikologis dan Sosial di Lingkungan Perguruan Tinggi



Dalam sebuah diskusi yang dipandu oleh Diah Utami Ningsih, S.Psi., M.Pd. dan dimoderatori oleh Dr. Arie Fitria, dibahas berbagai aspek penting mengenai tantangan psikologis yang dihadapi mahasiswa baru, terutama terkait dengan masalah seperti perundungan dan manajemen diri di lingkungan perguruan tinggi.


Salah satu analogi yang digunakan adalah botol minum sebagai gambaran daya tampung masalah. Jika kapasitas botol melebihi batasnya, maka isinya akan tumpah. Demikian pula, mahasiswa baru sering kali menghadapi situasi baru dan tekanan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Manajemen diri menjadi penting karena mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru tanpa adanya pengingat seperti di sekolah menengah. Namun, terkadang harapan dan kenyataan tidak selalu sejalan.


Perundungan, atau bullying, merupakan masalah yang perlu diwaspadai. Perundungan bisa terjadi dalam bentuk verbal maupun fisik. Perundungan sering kali dilakukan untuk mendapatkan perhatian atau meningkatkan rasa dominasi, terutama bagi mereka yang merasa kesepian. Berbeda dengan bercanda, perundungan sering kali menyebabkan perasaan tersinggung pada korban. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan psikologis seseorang meliputi lingkungan, pengalaman hidup, dan berbagai aspek pribadi lainnya.


Di lingkungan perguruan tinggi, perundungan seharusnya tidak lagi terjadi. Penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan kedewasaan selama masa kuliah, bukan hanya saat lulus. Perundungan juga sering terjadi di media sosial, yang dapat menyebabkan kecemasan dan mengurangi keinginan untuk bersosialisasi. Hal ini berpotensi menurunkan harga diri seseorang. Mahasiswa diingatkan untuk tidak hanya mengabaikan perilaku bullying tetapi juga untuk membantu mengingatkan teman yang terlibat dalam tindakan tersebut. Situasi yang paling kritis adalah ketika seseorang mulai mengurung diri, yang dapat menyebabkan dampak serius bagi kesehatan mental.


Untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung, karakteristik yang harus dimiliki adalah kemampuan untuk memberikan hal-hal positif, menjadi tempat berbagi cerita, dan menjadi diri sendiri. Beberapa langkah untuk menjadi pribadi yang lebih humanis meliputi:

  1. Mengenali diri sendiri dengan baik.
  2. Terlibat dalam organisasi mahasiswa yang sesuai dengan bakat dan minat, untuk pengembangan diri yang lebih optimal.
  3. Menjaga lingkungan sosial agar tetap terbuka dan bervariasi, serta mengembangkan jaringan yang lebih luas. Hal ini penting karena orang-orang yang berhasil adalah mereka yang mampu mengikuti perubahan dan tidak terjebak dalam zona nyaman.
  4. Menjaga diri dengan baik untuk tetap aktif dan bebas dari masalah yang tidak perlu.
  5. Melaporkan dan mencegah perundungan di perguruan tinggi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti Pusat Pencegahan Kekerasan (PPKS) di Universitas Lampung, yang kini akan berganti nama menjadi Pusat Pencegahan Kekerasan di Perguruan Tinggi.

Akhirnya, penting untuk diingat bahwa perhatian dan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi, serta mencari bantuan dari ahli jika diperlukan, adalah langkah penting dalam mengatasi tantangan psikologis di perguruan tinggi. Kepedulian terhadap sesama dan diri sendiri akan sangat membantu dalam menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan produktif.

0 Komentar